SELAMAT DATANG ....!!!! DISAMPUL KENANGAN PMR SMPN12 BAUBAU ,SALAM INTERARMAKARITAS (PMR madya)

DIKLATSAR PMR ANGK.II, TGL 6 -13 JANUARI 2011

Selasa, 02 November 2010

Dasar-Dasar PP


Dasar-Dasar PP

Pengertian PP
Pemberian pertolongan segera kepada penderita sakit atau cidera/kecelakaan yang memerlukan penanganan medis dasar ( tindakan perawatan berdasarkan ilmu kedokteran yang dapat dimiliki oleh awam )

Pelaku PP
Penolong yang pertama kalitiba ditempat kejadian, yang memiliki kemampuan dan terlatih dalam penanganan medis dasar.

Tujuan PP
1. Menyelamatkan jiwa penderita
2. Mencegah cacat
3. Memberikan rasa nyaman dan menunjang proses penyembuhan.

Alat Pelindung Diri (APD)
1. Sarung Tangan lateks
2. Kacamata Pelindung
3. Baju Pelindung
4. Masker Penolong
5. Masker Resusitasi
6. Helm

Tindakan Umum Menjaga Diri
1. Mencuci Tangan
• Cuci tangan sebelum melakukan kegiatan
• Pakai Sabun yang memiliki sifat antiseptic
• Cuci tangan sampai kesiku bila selesai menangani penderita
2. Membersihkan alat
Tahap-tahap membersihkan alat
• Mencuci dengan air (Hanya menghilangkan bekas atau noda)
• Desinfeksi (memakai bahan pembunuh kuman)
• Sterilisasi (proses khusus untuk menjadi bebas kuman)

Peralatan PP
1. Penutup luka (kasa steril, bantalan kasa)
2. Pembalut (gulung, segi tiga, plester)
3. Obat-obatan antiseptic
4. Cairan antiseptic (alcohol 70 %, providone iodine)
5. Cairan pencuci mata (boorwater)
6. Peralatan stabilisasi (bidai, papan spinal)
7. Gunting pembalut
8. Pinset
9. Senter
10. Kapas
11. Selimut
12. Kartu Penderita dan Alat tulis
13. Oksigen
14. Tensimeter dan Stateskop
15 Tandu
PENILAIAN

Tujuan
Memperoleh gambaran secara umum mengenai kejadian yang sedang dihadapi, factor-faktor pendukung dan penghambat PP.

Penilaian Dini
Langkah penilaian dini :
1. Keselamatan
Menilai keselamatan pelaku pertolongan, penderita, dan orang sekitar.
2. Respon
Ada 4 tingkat respon :
A = Awas, penderita sadar
S = Suara, penderita hanya bereaksi bila mendengar suara
N = Nyeri, penderita hanya bereaksi bila diberi rangsangan nyeri
T = Tidak respon
3. Air Way (memastikan jalan nafas terbuka dengan baik)
Lakukan gerakan angkat dagu tekan dahi
4. Breathing support (menilai pernafasan)
Lakukan lihat, dengar, dan rasakan (LDR) selama 3-5 detik untuk mengetahui ada
tidaknya nafas, selain itu penilaian pernafasan menyangkut kualitas pernafasan itu
sendiri.
5. Circulary support (menilai sirkulasi dan hentikan perdarahan hebat)
Lakukan pemeriksaan nadi radial pada penderita dengan respon baik dan
pemeriksaan nadi karotis pada penderita tidak respon selama 5-10 detik untuk
menilai apakah jantung melakukan tugasnya untuk memompa darah ke seluruh
tubuh.

Pemeriksaan Fisik
Tujuan menemukan berbagai tanda (PLNB), yaitu :
P = Perubahan bentuk
L = Luka terbuka
N = Nyeri tekan
B = Bengkak

Tindakan ini melibatkan panca indra berupa :
1. Penglihatan
2. Perabaan
Perabaan dilakukan dengan kedua belah tangan secara berurutan dan sistematis.
3. Pendengaran

Pada pemeriksaan anggota gerak, juga dilakukan Gerakan Sensasi Sirkulasi (GSS)
Gerakan : Penderita diminta untuk menggerakan jarinya
Sensasi : Lakukan perabaan atau cubitan diujung alat gerak
Sirkulasi : Periksa nadi radialis



Urutan pemeriksaan fisik
1. Kepala
2. Leher
3. Dada : tampak luar, tulang dada, tulang rusuk.
4. Perut : Periksa ketegangan dinding perut, Luka yang ada, Periksa kuadran perut,
bagian yang nyeri terahir.
5. Panggul
Menilai keutuhan tulang-tulang panggul dengan menekan bersamaan kedua bagian
tulang panggul yang menonjol.
6. Anggota gerak bawah
7. Anggota gerak atas
8. Punggung : Memeriksa tulang belakang dan daerah punggung.

Tanda Vital
1. Denyut Nadi
Bayi : 120 – 150 x/menit
Anak : 80 – 150 x/menit
Dewasa : 69 – 90 x/menit
2. Frekuensi pernafasan
Bayi : 25 – 50 x/menit
Anak : 15 – 30 x/menit
Dewasa : 12 – 20 x/menit

BANTUAN HIDUP DASAR DAN RESUSITASI JANTUNG PARU

BANTUAN HIDUP DASAR

A. Airway Control atau penguasaan jalan nafas
Lidah paling sering menyebabkan sumbatan jalan nafas pada kasus-kasus penderita tidak ada respon, karena pada saat penderita kehilangan kesadaran, otot-otot akan menjadi lemas, termasuk otot dasar lidah akan jatuh ke belakang sehingga jalan nafas tertutup.

Penguasaan jalan nafas merupakan prioritas pada semua penderita. Cara yang dikenal dan sering dilakukan untuk membebaskan jalan nafas :
Tekan Dahi Angkat Dagu (Head Tilt Chin Lift)
Teknik perasat ini dilakukan pada penderita yang tidak mengalami trauma pada kepala, leher maupun tulang belakang lain.
Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan dengan teknik ini :
1. Tangan jangan menekan dijaringan lunak bawah dagu.
2. Jangan gunakan ibu jari untuk mengangkat
3. Awasi mulut penderita agar tetap terbuka
4. Jika penderita dengan gigi palsu, cobalah pertahankan pada posisinya tetapi jika
mengganggu/sulit dipertahankan sebaiknya dilepas gigi palsu tersebut.

B. Breathing Support atau Bantuan Pernafasan
Kandungan Oksigen di udara bebas kurang lebih 21 %. Proses bernafas manusia hanya memanfaatkan sekitar 5 % saja, yang berarti udara yang kita keluarkan masih mengandung sebanyak kira-kira 16 % oksigen. Udara ini dapat diberikan kepada penderita yang mengalami henti nafas sampai ada sumber oksigen yang lebih tinggi kandungannya.
Ada beberapa teknik untuk memberikan pernafasan buatan,yaitu :
1. Dengan menggunakan mulut Penolong diantaranya :
a. Mulut ke masker RJP
b. Mulut ke APD
c. Mulut ke mulut/hidung
2. Dengan menggunakan alat Bantu :
Kantung Masker Berkatup (Bag Valve Mask/BVM)

Frekwensi pemberian nafas buatan ;

Dewasa : 10 – 12 X penafasan / menit, masing-masing 1,5 – 2 detik
Anak (1-8 th) : 20 X pernafasan / menit,masing-masing 1 – 1,5 detik
Bayi baru lahir : 40 X pernafasan / menit, masing-masing 1 – 1,5 detik

Beberapa tanda pernafasan :
Adekuat mencukupi
• Dada dan perut bergerak naik turun seirama dengan pernafasan
• Udara terdengan dan terasa saat keluar dari mulut/hidung
• Penderita tampak nyaman
• Frekuensi cukup (12 – 20 X/menit)

Kurang adekuat (kurang mencukupi)
• Gerakan dada kurang baik
• Ada suara nafas tambahan
• Sianosois (kulit kebiruan)
• Kerja otot Bantu nafas
• Frekuensi kurang atau berlebihan
• Perubahan status mental (gelisah, cemas)

Tidak bernafas
• Tidak ada gerakan dada atau perut
• Tidak terdengar aliran udara melalui mulut atau hidung
• Tidak terasa hembusan nafas dari mulut atau hidung

C. Circulatory Support atau Bantuan Sirkulasi
Tindakan paling penting pada bantuan sirkulasi adalah Pijatan Jantung LUar.Pijatan Jantung Luar dapat dilakukan mengingat sebagaian besar jantung terletak di antara tulang dada dan tulang punggung, sehingga penekanan dari luar dapat menyebabkan terjadinya efek pompa pada jantung yang dinilai cukup untuk mengataur peredaran darah minimal pada keadaan mati klinis (tidak ditemukan adanya pernapasan dan denyut nadi)
Penekanan dilakukan pada garis tengah tulang dada kurang lebih 2 jari dari pertemuan lengkung iga kiri dan kanan.
Kedalaman penekanan disesuaikan dengan kelompok usia penderita.
Dewasa : 4 – 5 cm
Anak : 3 – 4 cm
Bayi : 1,5 – 2,5 cm


RESUSITASI JANTUNG PARU

Resusitasi Jantung Paru (RJP) harus dimulai sesegera mungkin. Tiondakan ini merupakan gabungan dari ketiga komponen A, B , dan C.
Pada orang dewasa dikenal 2 rasio yaitu 15 kali pijatan jantung luar berbanding 2 kali tiupan napas (15 : 2) per siklus, bila penolong hanya satu orang dan (5 : 1) untuk penolong dua orang.
Pada bayi dan anak hanya dikenal rasio 5 : 1 saja.

RJP Satu Orang Penolong
Langkah-langkahnya sebagai berikut :
1. Tentukan korban tidak ada respon
2. Aktifkan sistem minta bantuan (bila belum dilakukan).
3. Buka jalan napas dan lakukan pemeriksaan napas.
4. Lakukan bantuan napas awal dan jika perlu singkirkan benda asing dari
mulutpenderita.
5. Jika korban bernapas dan nadi karotis teraba,letakan korban pada posisi miring
satabil/pemulihan
6. Periksa nadi karotis, jika tidak ada denyutan,lakukan RJP.
7. Posisikan penolong dan tentukan titik pijatan.
8. Lakukan pijatan jantung, sebanyak 15 kali dengan kecepatan 80 – 100 kali/menit.
9. Berikan napas buatan 2 kali secara kuat lembut, dilakukan setelah 15 kali pijatan
jantung dengan waktu per satu tiupan sekitar 1,5 – 2 detik.
10.Lakukan terus sampai mencapai 4 siklus dari 15 pijatan dan 2 bantuan pernapasan.
11.Kemudian periksa Nadi Karotis penderita.
12.Jika nadi berdenyut dan napas ada, teruskan monitor ABC sampai bentuan datang.
13.Jika nadi berdenyut tapi napas belum ada, maka teruskan bantuan pernapasan 10 –
12 kali permenit, jika kemudian nadi tidak berdenyut lagi,lakukan lagi RJP.Periksa
kembali nadi karotis dan napas setiap 2 atau 3 menit kemudian.






RJP Dua Orang Penolong
Jika korban tidak ada respon, tidak bernapas dan nadi tidak teraba, setelah penolong memberikan napas awal maka :
1. Posisikan penolong, saling berseberangan di antara penderita, satu penolong berlutut
di daerah kepala, yang lainnya di daerah dada.
2. Lakukan pijatan jantung sebanyak 5 kali dengan kecepatan 80 – 100 per menit.
3. Berikan napas buatan 1 kali.
4. Setelah 1 menit RJP,lakukan pemeriksaan tulang nadi karotis.

Jika nadi berdenyut dan napas ada, teruskan pengawasan ABC sampai bantuan datang. Jika nadi berdenyut tapi napas belum ada, maka teruskan bantuan pernapasan 10 – 12 kali permenit, jiks kemudian nadi tidak berdenyut lakukan lagi RJP. Perikada kembali nadi karotis dan napas setiap 2 atau 3 menit kemudian.





Catatan Untuk Pelaksanaan RJP
RJP yang baik bukan jaminan penderitanya akan selamat, tetapi ada hal-hal yang dapat dipantau untuk menentukan keberhasilan tindakanmaupun pemulihan sistem pada penderita.
• Saat melakukan Pijatan Jantung Luar, suruh seseorang menilai nadi karotis, bila ada denyut maka berarti tekanan kita cukup baik.
• Gerakan dada terlihat naik turun dengan baik pada saat memberikan pernapasan buatan.
• Reaksi pupil/manik mata mungkin akan kembali normal.
• Warna kulit penderita akan berangsur-angsur membaik.
• Penderita mungkin akan menunjukan refleks menelan dan bergerak.
• Denyut nadi akan kembali.

Beberapa komplikasi yang dapat terjadi saat melakukan RJP ;
• Patah tulang dada dan tulang iga.
• Bocornya paru-paru (Pneumothorsx).
• Luka dan memar pada paru-paru.
• Robekan pada hati.

Tindakan RJP dihentikan apabila :
• Penderita pulih kembali.
• Penolong kelelahan.
• Diambil alih oleh tenaga yang sama atau yang lebih terlatih.
• Jika tanda pasti kematian, tidak usah lakukan RJP.







KESALAHAN PADA RJP
KESALAHAN AKIBAT
Penderita tidak berbaring Pada bidang keras PJL kurang Efektif
Penderita tidak horizontal Bila kepala penderita lebih tinggi Maka jumlah darah yang ke otak Berkurang
Tekan Dahi Angkat Dagu kurang baik Jalan napas terganggu
Kebocoran saat melakukan pernapasan buatan Pernapasan buatan tidak Efektif
Lubang hidung kurang tertutup rapat dan mulut penderita kurang terbuka saatpernapasan buatan Pernapasan buatan tidak Efektif
Letak tangan kurang tepat, Arah tekanan kurang baik Patah tulang, luka dalam paru-paru
Tekanan terlalu dalam atau terlalu cepat Jumlah darah yang dialirkan kurang
Rasio PJL dan Pernapasan buatan tidak baik Oksigennasi darah kurang


PERDARAHAN DAN SYOK

PERDARAHAN
Perdarahan terjadi akibat rusaknya dinding pem,buluh darah yang dapat disebabkan oleh ruda paksa (trauma) atau penyakit.

Klasifikasi Sumber Perdarahan :
1. Perdarahan nadi (arteri)
Darah yang berasal dari pembuluh nadi keluar memancar sesuai dengan denyutan nadi
dan berwarna merah terang.
2. Perdarahan balik (vena)
Darah yang keluar dari pembuluh balik, mengalir berwarna merah gelap.
3. Perdarahan rambut (kapiler)
Berasal dari pembuluh kapiler, darah yang keluar merembes perlahan.

Jenis Perdarahan :
1. Perdarahan luar
Perdarahan yang tampak/terlihat jelas keluar dari luka terbuka.
2. Perdarahan dalam
Perdarahan dalam, biasanya tak terlihat dan kulit tidak tampak rusak. Kadang-l\kadang
terlihat berada di bawah permukaan kulit berupa memar.

Penanganan :
1. Tekan langsung
Tekan bagian yang berdarah tepat di atas luka, umumnya perdarahan akan berhenti
setelah 5 – 15 menit.
Beri penutup luka yang tebal pada tempat perdarahan. Bila perdarahan belum berhenti,
dapat ditambahkan penutup lain, tanpa melepas penutup pertama.
2.. Elevasi (dilakukan bersamaan dengan tekan langsung)
Tinggikan anggota badan yang berdarah lebih tinggi dari jantung. Hanya dapat
dilakukan pada perdarahan di daerah alat gerak saja.
3. Tekan pada titik tekan
Menekan pembuluh nadi di atas yang mengalami perdarahan.

SYOK
Syok terjadi bila sistem peredaran darah gagal mengirim darah yang mengandung oksigen dan bahan nutrisi ke organ vital (terutama otak, jantung, dan paru-paru).

Penyebab ;
1. Kegagalan jantung memompa darah
2. Kehilangan darah dalam jumlah besar
3. Pelebaran pembuluh darah yang luas, sehingga darah tidak dapat mengisinya dengan
baik.
4. Kekurangan cairan tubuh yang banyak.


Tanda ;
1. Pernapasan cepat dan dangkal
2. Nadi cepat dan lemah
3. Kulit pucat, dingin dan lemah
4.Wajah pucat
5. Pandangan mata hampa dan pupil melebar

Gejala :
1. Mual dan mungkin muntah
2. Haus
3. Lemah
4. Pusing
5. Gelisah an taku mati.

Penanganan :
1. Bawa penderita ke tempat teduh dan aman
2. Tidurkan terlentang, tungkai ditinggikan 20 – 30 cmm bila tidak ada kecurigaan patah
tukang belakang atau patah tungkai
3. Pakaian penderita dilonggarkan
4. Beri selimut
5. Tenangkan penderita
6. Pastikan jalan napas dan pernapasan baik.
7. Jangan beri makan dan minum.


CEDERA JARINGAN LUNAK
Klasifikasi Luka berdasarkan keterlibatan jaringan kulit, antara lain :
1. Luka terbuka
Cidera jaringan disertai kerusakan,terputusnya jarinan kulit yaitu rusaknya kulit dan
bisa disertai jaringan di bawah kulit.
2. Luka tertutup
Cidera jaringan disertai tanpa kerusakan/terputusnya jaringan kulit, yang rusak hanya
jaringan lunak di bawah kulit. Dengan kata lain kulit penderita masih utuh. Memar
sedikit mungkin tidak memerlukan penanganan, tetapi luka yang berat dapat berakibat
fatal.

Jenis Luka Terbuka
1. Luka lecet
Umunya terjadi akibat gesekan sehingga permukaan kulit terkelupas, mungkin tampak
titik-titik perdarahan.
2. Luka Sayat/iris
Terjadi akibat kontak dengan benda tajam, jaringan kulit dan lapisan di bawahnya
terputus sampai kedalaman yang bervariasi.

3. Luka Robek
Terjadi akibat benturan keras dengan benda tumpul,karakteristik luka sama dengan
lukasayat, perbedaannya tepi luka bentuknya tidak teratur.
4. Luka Tusuk
Terjadiakibat masuknya benda tajam dan runcing melalui kulit dalam tubuh.
5. Avulsi (sobek)
Sama dengan luka robek tetapi jaringan tubuh tidak lepas dan masih menempel
membentuk lembaran gantung.
6. Amputasi
Luka terbuka dengan jaringan tubuh terpiah. Paling sering terjadi pada alat gerak,
mulai dari jari sampai kehilangan seluruh angotagerak.
7. Cedera Remuk (crush Injury)
Dapat berupa suatu gabungan luka terbuka dan tertutup. Dapat terjadi akibat alat gerak
terjepit diantara alat-alat berat.

Jenis Luka Tertutup
1. Memar
Merupakan luka tertutup yang paling sering ditermukan. Perubahan warna dan
pembengkakan dapat terjadi segera atau 24 – 48 jam, kemudian.
Gejala dan Tanda :
a. Nyeri
b. Bengkak
c. Warana merah kebiruan
d. Nyeri tekan
2. Hematoma
Kerusakan jaringan lebih luas,pembuluh darah yang terlibat lebih besar, dan darah
lebih banyak keluar.
3. Remuk

Perawatan Luka Terbuka
1. Lakukan Penilaian Dini.
2. Daerah yang terluka dipaparkan seluas mungkin sehingga terlihat.
3. Atasi perdarahan terlebih dahulu.
4. Cegah kontaminasi lanjut, upayakan membersihkan luka semampunya.
5. Beri penutup luka dan balut.
6. Jaga agar penderita dan bagian yang luka dalam keadan istirahat.
7. Tenangkan penderita.
8. Atasi syok bila terjadi.
9. Rujuk kefasilitas kesehatan.

Perawatan Luka Tertutup
Memar :
1. Istirahatkan
2. Kompres es
3. Balut Tekan
4. Tinggikan



Penutup Luka dan Pembalutan
Pengertian
• Penutup luka adalah bahan yang diletakan tepat diatas luka. Bahan harus mempunyai daya serap baik dan cukup besar untuk menutup seluruh permukaan luka, mis. Kasa steril.
Fungsi Penutup Luka yaitu ;
1. Membantu mengendalikanperdarahan.
2. Mencegah kontaminasi lebih lanjut.
3. Mempercepat penyembuhan.
4. Mengurangi nyeri.

• Pembalut/Verbandle adalah bahan kain yang tidak berkapur (mori), tipis, sifat lemas dan kuat, agar mudah sekali untuk dilipat-lipat.

Indikasi Pembalutan
Menghentikan perdarahan, melindungi dari bakteri/kuman pada luka dan mengurangi rasa nyeri pada luka.

Tujuan Membalut, antara lain :
1. Mengurangi resiko kerusakan jaringan yang telah ada sehingga mencegah maut.
2. Mengurangi rasa nyeri/sakit
3. Mencegah cacat dan infeksi


Fungsi Pembalut Yaitu :
1. Penekanan untuk membantu menghentikan perdarahan
2. Untuk menutup luka supaya tidak terkena cahaya, debu, dan kotoran
3. Untuk menekan, menarik, menahan/menunjang, mengunci, dan imobilisasi (agar anggota tubuh yang cedera tidak bergerak)
Anggota Tubuh yang akan dibalut
1. Berbentuk bundar yaitu kepala.
2. Beb\rbentuk bulat panjang, yaitu leher, badan,lengan atas dan jari tangan.
3. Berbentuk bulat panjang tapi lonjong,artinya kecil diujung besar di pangkal,yaitu
lengan bawah dan betis.
4. Bentuk tidak karuan dan tidak sama, yaitu persendian/sikut,panggul, lutut,dll.

Macam-macam Pembalut.

1. Pembalut segitiga (mitela)

Puncak

Sisi (90Cm)

Dasar
2. Pembalut Plester
Berbagai ukuran contohnya Hendiplas atau Tensoplas


3. Pembalut Pita/Gulung
a. Untuk jari kaki ukuran 2,5 cm
b. Leher dan pergelangan tangan 5 cm
c. Kepala,lengan atas,lengan bawah, tungkai bawah dan kaki ukuran 5 cm s.d 7,5 cm.
d. Sendi panggul dan paha ukuran 7,5 cm s.d 10 cm.
e. Badan (dada, punggung dan perut) 10 cm s.d 15 cm.

4. Pembalut Cepat
a. Nomor 1
b. Nomor 2
c. Nomor 3
d. Nomor 4


Yang harus diperhatikan dalam membalut
1. Awasi muka korban.
2. Jalan pembalut dari kiri ke kanan (arah jarum jam)
3. Balutan harus menutup dan pinggirnya harus rapat
4. Balutan jangan terlalu ketat,karena akan mengganggu peredaran darah
5. Balutan yang terlalu kendur, kecualai pada luka bakar
6. Posisi korban sebaiknya duduk atau berbaring
7. Jangan sekali-kali memegang luka
8. Setiap akhir pergunakan simpul mati.


CIDERA ALAT GERAK

PATAH TULANG
Pengertian
Patah tulang ialah terputusnya jaringan tulang baik seluruhnya atau sebagaian.

Penyebab
Adanya kekerasan dari luar yang menyebabkan kerusakan pada sistem otot rangka termasuk kerusakan jaringan lunak, misalnya terpukul, terkena benda keras, tertembak, terjatuh, dll.

Gejala dan tanda
1. Terjadi perubahan bentuk pada anggota badan yang patah.
2. Daerah yang patah nyeri dan kaku pada saat ditekan.
3. Bagian yang patah bengkak.
4. Bagianyang patah mengalami gangguan fungsi gerak atau sukar digerakan.

Jenis
1. Patah tulang terbuka
Tidak ada luka,permukaan kulit tidak rusak/masih utuh.
2. Patah tulang tertutup
Ada luka, permukaan kulit diatasnya rusak.

URAI/CERAI SENDI
Pengertian
Keluarnya kepala sendi dari mangkok sendi atau keluarnya ujung tulang dari sendinya. Paling sering terjadi pada rahang bawah dan sendi lutut.

Penyebab
Karena sendi teregang melebihi batas normal.

Pada urai/cerai sendi rahang bawah, disebabkan membuka mulut terlalu lebar pada waktu menuap atau tertawa.

Gejala dan tanda, antara lain :
Secara umum menyerupai gejala dan tanda patah tulang,hanya terjadi pada sendi.

TERKILIR/KESELEO
Ada dua macam :
1. Terkilir sendi
Pengertian
Robeknya/putusnya jaringan ikat sendi karena teregang melebihi batas normal.

Penyebab
Terpeleset, gerakan yang salah.
Gejala dan tanda antara lain :
a. Nyeri gerak
b. Bengkak
c. Nyeri tekan
d. Warna kulit merah kebiruan

2. Terkilir otot
Pengertian
Robeknya jaringan otot , sambungan otot, dan tendon (penggantung otot) karena teregang melebihi batas normal.

Penyebab
a. Latihan peregangan tidak cukup
b. Latihan peregangan tidak benar
c. Peregangan melampuio kemampuan
d. Gerakan yang tidak benar

Gejala dan tanda, antara lain :
a. Nyeri yang tajam dan mendadak
b. Nyeri menyebar keluar dengan kejang dan atau kaku otot
c. Bengkak pada daerah cidera

PEMBIDAIAN
Tujuan Pembidaian
Tujuan utama adalah untuk mencegah terjadinya pergerakan anggota tubuh yang cedera.
1. Mencegah pergeseran
2. Mengurangi terjadinya cedera baru disekitar bagian tulang yang patah
3. Mengistirahatkan bagian yang luka
4. Mengurangi rasa nyeri
5. Menunjang upaya penyembuhan
6. Mengurangi perdarahan

Alat yang dibutuhkan
1. Bidai atau lain yang kuat tetapi ringan
2. Pembalut segi tiga
3. Kasa steril

Syarat Pembidaian
1. Siapkan alat-alat
2. Bidai harus meliputi dua sendi
3. Ikatan jangan terlalu keras dan jangan terlalu longgar
4. Bidai dibalut sebelum dipergunakan
5. Ikatan harus cukup jumlahnya
6. Kalau mungkin anggota gerak tersebut ditinggikan setelah dibidai
7. Sepatu, gelang, jam tangan dan alat lain yang mengikat harus dilepas


Pertolongan Umum
1. Hentikan perdarahan bila ada
2. Bebaskan jalan napas, beri pernapasan buatan jika perlu
3. Tutup luka dengan kain steril
4. Lakukan pembidaian
5. Hangatkan tubuh korban/selimuti tubuh korban
Diposkan oleh hanjuang siang di 05.17
0 komentar:

Poskan Komentar


Senin, 01 November 2010

Bahaya Narkoba

Remaja modern adalah remaja yang mampu mengendalikan keadaan dimana pun ia berada tentunya ditunjang dengan pendidikan dan lingkungan sekitarnya yang bebas narkoba.Jika remaja telah terjerumus kedalam lingkaran Narkoba, 50 % atau sebagian hidup manusia sudah tidak sempurna bahkan hidup ini seakan tidak berarti .Oleh karna itu penulis artikel ini menyarankan "hindari narkoba....bebas narkoba..." 
> penyalahgunaan...karena pengaruh narkoba yang menimbulkan rasa nikmat dan nyaman itulah maka narkoba disalahgunakan.Akan tetapi pengaruh itu hanya sementara, sebab setelah itu timbul rasa tidak enak.Untuk menghilangkan rasa tidak enak, ia menggunakan narkoba lagi. penyalahgunaan narkoba adalah penggunaan narkoba yang dilakukan tidak untuk maksud pengobatan,tetapi karena ingin menikmati pengaruhnya, dalam jumlah  berlebihan yang kurang teratur dan berlangsung cukup lama.
>pemakaian narkoba secara berlebihan tidak menunjukan jumlah atau dosisnya, tetapi penting pemakaiannya berakibat pada gangguan salah satu fungsi, baik fisik, psikologis, maupun sosial. Gangguan fungsi (melahirkn berbagai penyakit pada organ-organ tubuh ,seperti penyakit jantung, hati, HIV/AIDS).Gangguan Psikologis (cemas, sulit tidur,depresi,mudah tersinggung, paranoia/perasaan seperti orang lain mengejar)...Wujud gangguan fisik dan psikologi bergantung jenis narkoba yang digunakan.gangguan sosial meliputi kesulitan dengan orang tua,teman,sekolah,pekerjaan,keuangan, dan berurusan dengan polisi, bahkan kematian


Twitter Delicious Facebook Digg Favorites More